Jepara Pos – Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 71 nelayan yang terjebak di bangunan bekas dermaga milik PT Sumber Baja Prima (SBP) di Desa Buniasih, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Para nelayan tersebut terisolasi akibat putusnya jembatan yang menghubungkan akses jalan ke darat. Proses evakuasi yang dilakukan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) ini melibatkan berbagai sumber daya, termasuk helikopter dan perahu nelayan.
Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, menjelaskan bahwa tim Basarnas mengerahkan satu unit helikopter SAR yang dibantu oleh dua helikopter TNI Angkatan Udara (AU) dari Lanud Atang Sendjaja (ATS) di Bogor. “Proses evakuasi berlangsung dari pagi hingga sore hari dan berjalan cukup lama,” kata Desiana, menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang buruk, dengan gelombang tinggi dan angin kencang, menambah tantangan dalam proses penyelamatan ini.
Dari total 71 nelayan yang terjebak, 50 orang dievakuasi melalui jalur udara menggunakan helikopter, sementara 21 lainnya dibawa ke darat menggunakan perahu nelayan. Desiana menekankan pentingnya evakuasi melalui jalur udara mengingat banyak nelayan yang kelelahan dan kekurangan makanan serta minuman selama terisolasi. Helikopter TNI AU membantu mempercepat proses evakuasi untuk memastikan semua nelayan bisa segera mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
Setelah dievakuasi, nelayan yang berada dalam kondisi lemah diterbangkan ke Satuan Radar 216 Cibalimbing, Kecamatan Surade, untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara itu, nelayan yang dievakuasi dengan perahu langsung diserahkan kepada keluarga mereka di darat. “Semua nelayan dalam keadaan selamat, meskipun beberapa di antara mereka sangat lemas,” tambahnya.
Namun, dalam operasi ini juga terjadi insiden tragis, di mana satu dari tiga nelayan yang tenggelam akibat tersapu gelombang tinggi ditemukan meninggal dunia. Korban bernama Rahmat alias Ehek (51) ditemukan sekitar 14 km dari lokasi kejadian di perairan Laut Kabupaten Cianjur. Tim SAR yang menemukan jasadnya segera melakukan evakuasi dan membawanya kembali ke rumah duka.
Selain pencarian jenazah, tim SAR kini berfokus pada pencarian dua nelayan lainnya yang hilang tenggelam, yaitu Dede Yusuf (28) dan Rohmat alias Imat (36). Pencarian dilakukan dengan melakukan penyisiran di darat dan di laut, serta menggunakan drone untuk memantau dari udara.
Operasi pencarian ini melibatkan banyak pihak, termasuk personel dari Basarnas, TNI AU, Polri, BPBD, dan relawan setempat. Semua personel saling bahu-membahu dalam upaya menyelamatkan nelayan yang terjebak dan mencari mereka yang hilang. Dalam pelaksanaan operasi ini, Komandan Satuan Radar 216 Cibalimbing, Letkol Lek Umar Saifuddin Rumbiak, juga memberikan informasi bahwa dua helikopter yang digunakan dalam evakuasi sangat vital, dan mereka memberikan bantuan medis serta kebutuhan lainnya kepada nelayan yang telah diselamatkan.
Umar juga melaporkan bahwa selama evakuasi, empat nelayan sempat terjatuh ke laut, satu di antaranya berhasil diselamatkan, tetapi satu orang lagi ditemukan meninggal. “Kami akan terus melakukan pencarian untuk menemukan dua nelayan yang masih hilang,” tegasnya.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan di laut dan perlunya perhatian terhadap kondisi cuaca sebelum beraktivitas. Basarnas dan pihak terkait terus mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan selalu siap menghadapi situasi darurat, terutama saat berada di laut.