7 Desember 2024
Penipuan Bank Palsu di India: Modus Cerdik Tawarkan Pekerjaan dengan Imbalan Uang

https://www.merdeka.com/

Jepara Pos – Seorang pria di India berhasil melakukan penipuan dengan mendirikan cabang palsu dari bank terbesar di negara tersebut, State Bank of India (SBI), selama sepuluh hari. Pria ini membuat kantor bank palsu untuk menipu orang agar bekerja di sana dengan iming-iming gaji menarik dan pekerjaan tetap. Kejadian ini berlangsung di Desa Chhapora, Chhattisgarh, dan sempat membuat warga sekitar terkejut dengan keberadaan “cabang baru” SBI di wilayah mereka.

Meskipun awalnya warga merasa ragu, banyak yang menganggap ini sebagai kesempatan emas untuk mendapatkan pekerjaan dengan bayaran tinggi. Salah satu korbannya, Pintu Dhurve (25), berhasil direkrut sebagai teller di bank palsu tersebut. Untuk mengamankan posisi tersebut, Dhurve bahkan rela mengeluarkan 580.000 rupee, atau sekitar Rp106,7 juta, dengan cara meminjam uang dari teman-temannya.

Selama bekerja di kantor palsu tersebut, Dhurve dan lima orang lainnya merasa ada banyak kejanggalan. Mereka tidak menerima penugasan jelas dan tidak diberikan kartu identitas pegawai. Namun, tampilan kantor yang meyakinkan, dengan logo SBI di pintu masuk serta perabotan lengkap, membuat para pegawai tetap percaya bahwa tempat itu adalah kantor cabang resmi.

“Ada 10 komputer di dalam kantor, dan kami juga akhirnya mendapatkan koneksi internet. Bel alarm berbunyi setiap pukul 1 siang untuk makan siang,” ujar Dhurve seperti dikutip dari Oddity Central pada Jumat (18/10). Ia mengaku tertarik bekerja di sana karena sangat membutuhkan pekerjaan. “Saya bekerja di pusat layanan umum, dan seorang teman saya, Renuka Sahu, menghubungi saya, menawarkan pekerjaan di sini,” jelasnya.

Selama sepuluh hari, para pegawai datang setiap hari, meskipun tidak ada aktivitas perbankan yang bisa dilakukan. Manajer cabang palsu, yang biasanya datang sekitar pukul 10 pagi dan pulang menjelang siang, hanya meminta mereka mempelajari situs web SBI untuk mengenal prosedur bank. Namun, pada suatu hari, sang manajer tidak muncul tanpa memberikan alasan, yang semakin menimbulkan kecurigaan.

Kecurigaan ini akhirnya memuncak ketika seorang warga, Ajay Kumar Agrawal, melaporkan kejanggalan tersebut kepada polisi. Saat polisi bersama staf asli SBI memeriksa “kantor cabang” tersebut, barulah diketahui bahwa tempat itu merupakan bank palsu. Kepada warga yang datang untuk melakukan transaksi, pegawai palsu selalu beralasan bahwa server belum terpasang, sehingga layanan belum bisa dibuka dan diminta kembali bulan depan.

Juru bicara polisi, Rajesh Patel, menyampaikan bahwa manajer cabang SBI di Dabra sebelumnya memang sudah curiga dengan keberadaan kantor palsu ini. Setelah dilakukan penyelidikan, terbukti bahwa operasi bank tersebut ilegal, dan beberapa dokumen pegawai telah dipalsukan untuk menyamarkan penipuan.

Meskipun tidak ada nasabah yang menjadi korban langsung dari skema ini, beberapa orang yang dipekerjakan dalam bank palsu tersebut mengalami kerugian finansial. Total kerugian dari para pegawai mencapai 1,2 juta rupee atau sekitar Rp220,8 juta. Kejadian ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya melakukan verifikasi informasi sebelum menerima pekerjaan atau tawaran finansial.

Penipuan ini menyoroti betapa rawannya masyarakat terhadap tawaran pekerjaan palsu, terutama di era digital saat ini. Untuk mencegah kejadian serupa, masyarakat harus lebih waspada dan teliti dalam memverifikasi informasi, terutama terkait institusi keuangan atau perusahaan yang menawarkan pekerjaan.

Kasus ini juga menunjukkan bahwa skema penipuan bisa dilakukan dengan cara yang sangat meyakinkan, hingga mampu memperdaya banyak orang. Pihak kepolisian berpesan agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap tawaran pekerjaan yang meminta pembayaran di muka atau menawarkan keuntungan yang tidak masuk akal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *