7 Desember 2024
tingkatkan hasil panen padi

Jepara Pos – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau para petani untuk memanfaatkan musim hujan tahun ini sebagai kesempatan untuk meraih hasil panen padi yang melimpah. Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa musim hujan tahun ini diprediksi akan datang lebih awal dan mencapai puncaknya pada bulan November. Dengan demikian, petani sebaiknya melakukan penanaman lebih awal untuk memaksimalkan potensi hasil panen.

Berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Pertanian (Kementan), penanaman padi bisa dilakukan mulai pertengahan bulan Oktober. Data dari BMKG menunjukkan bahwa puncak musim hujan akan terjadi antara November hingga Maret 2025, dengan sekitar 79,1 persen dari total 553 zona musim (ZOM) di Indonesia berada dalam kategori normal, yaitu tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering. Puncak musim hujan ini diharapkan akan terjadi di berbagai daerah, seperti Sumatera, pesisir selatan Pulau Jawa, dan Kalimantan.

Pada periode Januari hingga Februari, serta Maret 2025, puncak musim hujan juga diperkirakan akan berlangsung di Lampung, bagian utara Pulau Jawa, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian besar Pulau Papua. Ardhasena menekankan bahwa informasi analisis data ini sebaiknya digunakan oleh petani untuk menanam lebih awal.

Ia juga berharap pemerintah daerah (pemda) dapat menindaklanjuti imbauan ini untuk mendukung petani di lapangan. Dengan adanya musim hujan yang lebih panjang dari November hingga Februari-Maret tahun depan, potensi untuk meningkatkan produktivitas pertanian akan semakin besar. “Seharusnya, petani kita memiliki peluang untuk menghasilkan panen melimpah, mungkin bahkan bisa melakukan dua kali tanam pada April-Mei tahun depan,” imbuh Ardhasena.

Akademisi Agroteknologi dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Sriwigama, Ida Aryani, menambahkan bahwa produktivitas pertanian padi sangat bergantung pada musim hujan yang menyediakan air irigasi yang melimpah. Padi adalah tanaman yang sangat membutuhkan ketersediaan air, terutama pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan biji. Jika musim hujan berlangsung lebih lama seperti yang diprediksi, para petani memiliki peluang untuk memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan dua kali masa tanam, sehingga meningkatkan hasil produksi secara keseluruhan.

Kementan menargetkan sekitar 1,2 juta hektare lahan pertanian akan ditanami padi jika musim tanam pertama dimulai pada Oktober 2024. Diharapkan pada Januari 2025, petani sudah bisa panen dengan target produksi mencapai 32,29 juta ton.

Namun, di sisi lain, Ida juga mengingatkan bahwa curah hujan yang berlebihan atau hujan ekstrem dapat menyebabkan genangan air berlebih, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Terutama pada fase pembungaan atau pematangan biji, kelebihan air dapat merusak tanaman padi. Nutrisi penting di tanah dapat hilang karena dicuci air, yang juga dapat menyebabkan tumbuhnya penyakit seperti busuk akar, blast (penyakit jamur), dan hama wereng.

Lingkungan yang lembab dapat menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi hama dan penyakit. Oleh karena itu, Ida menekankan pentingnya kewaspadaan dan pendampingan dari penyuluh pertanian lapangan untuk mendukung para petani dalam menghadapi potensi masalah yang mungkin timbul akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *