Jepara Pos – Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, mengkonfirmasi bahwa dua prajurit TNI yang mengalami luka akibat serangan tank Merkava militer Israel di Lebanon telah pulih dan kembali bertugas dengan satuan mereka di bawah naungan UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon). Pernyataan ini disampaikan oleh Jenderal Agus saat ditemui di Lapangan Silang Monas, Jakarta, pada hari Jumat.
Kedua prajurit tersebut menjadi korban luka-luka dalam insiden yang terjadi pada 10 Oktober 2024. Mereka berada di menara pengamatan (Observation Post 14) di Markas UNIFIL, Naqoura, Lebanon Selatan, ketika serangan dari tank Israel menghantam posisi mereka. Menurut laporan dari UNIFIL, Kementerian Luar Negeri, dan Pusat Penerangan TNI, kedua prajurit tersebut mengalami luka ringan dan segera dirawat di rumah sakit. Beruntung, mereka dalam keadaan stabil dan telah pulih, siap untuk kembali menjalankan tugas.
Setelah insiden ini, UNIFIL dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, segera mengecam serangan yang dilakukan oleh militer Israel. Menlu Retno menegaskan bahwa serangan tersebut mengancam keselamatan pasukan perdamaian PBB di Lebanon, dan Indonesia tidak akan gentar menghadapi segala bentuk provokasi serta agresi militer Israel terhadap pasukan tersebut. UNIFIL juga menekankan bahwa serangan terhadap pasukan perdamaian merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.
Indonesia, yang merupakan negara dengan kontribusi terbesar dalam pengiriman pasukan untuk UNIFIL, saat ini memiliki lebih dari 1.000 prajurit TNI yang bertugas di berbagai satuan di Lebanon. Mereka termasuk dalam berbagai unit, seperti Maritime Task Force (MTF), Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), dan Satgas Koordinasi Sipil-Militer (CIMIC) TNI. Sementara sebagian besar prajurit beroperasi di darat, Satgas MTF bertugas di laut untuk menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.
Kondisi di Lebanon semakin memanas, terutama di daerah-daerah yang berbatasan dengan Israel, di mana serangan udara dan invasi darat oleh militer Israel meningkat sejak awal Oktober. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menanggulangi kelompok Hizbullah yang beroperasi dari Lebanon. Namun, UNIFIL melaporkan bahwa serangan Israel kerap diarahkan ke posisi jaga pasukan perdamaian PBB, termasuk insiden terbaru di dekat Kafer Kela pada 16 Oktober.
Keberadaan TNI dalam misi UNIFIL di Lebanon menunjukkan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Dalam situasi yang menegangkan ini, kehadiran pasukan perdamaian PBB, termasuk prajurit TNI, sangat penting untuk menjaga stabilitas di kawasan tersebut dan melindungi warga sipil yang terdampak konflik.
Dengan pemulihan kedua prajurit yang terluka, Panglima TNI Agus Subiyanto mengharapkan agar seluruh anggota TNI yang bertugas di Lebanon tetap waspada dan siap menghadapi tantangan di lapangan. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia juga sangat diharapkan untuk menjaga semangat prajurit dalam menjalankan tugas mulia ini.