7 Desember 2024
Indonesia ajukan Ponorogo dan Malang ke UNESCO

Jepara Pos – Pemerintah Indonesia telah resmi mengajukan dua daerah, yaitu Kabupaten Ponorogo dan Kota Malang, untuk menjadi anggota dalam jejaring kota kreatif dunia yang dikelola oleh UNESCO (UCCN). Pengajuan ini menjadi langkah penting bagi kedua daerah dalam upaya mengakui potensi kreatif dan budaya yang dimiliki.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edhie, menyatakan rasa syukur dan optimisme atas terpilihnya Ponorogo dan Malang. “Alhamdulillah, Kabupaten Ponorogo bersama Kota Malang dipilih untuk diajukan ke UNESCO. Tentu ini adalah jalan panjang kita untuk bisa menjadi bagian dari kota kreatif dunia,” ungkap Judha dalam keterangan persnya di Ponorogo pada Kamis.

Pencapaian ini tentunya merupakan kabar baik bagi masyarakat Ponorogo. Terlebih lagi, Ponorogo bukanlah satu-satunya daerah yang ingin menjadi anggota UCCN; beberapa daerah lain juga telah menunjukkan keinginan yang sama. Di antara mereka terdapat Bantul, Tangerang, Buleleng, dan Makassar yang juga bersaing untuk mendapatkan pengakuan yang sama. Ini menunjukkan bahwa banyak daerah di Indonesia yang kaya akan potensi budaya dan kreatif.

Namun, perjuangan Kabupaten Ponorogo tidaklah mudah. Pada tahun 2023, Ponorogo sempat tersisih dalam proses nominasi untuk menjadi bagian dari UNESCO. “Tahun lalu kita berada di enam besar, namun tersisih oleh Surakarta dan Depok. Kota Surakarta dinominasikan dari sektor craft and folk art. Meski demikian, kami tidak akan putus asa atau menyerah,” tegas Judha.

Dalam sidang yang akan digelar oleh UNESCO, Kabupaten Ponorogo diharapkan dapat mewakili Indonesia dalam kategori Craft dan Folk Art. Hal ini mencakup berbagai aspek pengembangan seni dan budaya, fesyen, media, kerajinan, serta kuliner. “Alhamdulillah, pada tanggal 14 Oktober, kami diundang ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) untuk mengikuti arahan dalam acara Weekly Brief With Sandi Uno (WBSU) dan diumumkan untuk diusulkan,” katanya.

Judha juga menjelaskan sejumlah manfaat yang bisa diperoleh jika Ponorogo dan Malang berhasil masuk dalam jaringan kota kreatif dunia. Di antaranya, kemudahan dalam menjalin kerja sama internasional, pengenalan budaya yang lebih luas, dan peningkatan peluang ekonomi di sektor ekonomi kreatif. Salah satu aset budaya yang diharapkan dapat meningkatkan pengakuan adalah kesenian Reog Ponorogo, yang saat ini juga diusulkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

“Capaian saat ini sangat perlu disyukuri, karena Indonesia mampu mengirimkan dua nominasi sekaligus. Ini adalah langkah besar bagi kita semua, dan kami menantikan hasil sidang yang dijadwalkan pada 2-7 Desember 2024,” pungkas Judha. Dengan pengajuan ini, diharapkan Ponorogo dan Malang dapat membawa nama baik Indonesia di pentas dunia dan memperkuat identitas budaya bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *